Senin, 09 Juli 2012

Keberadaan Pestisida di Pesisir

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan pestisida di pesisir berdasarkan argumentasi dan data penunjangnya, serta daftar pustaka. Oleh End Ju

Answer :
Pestisida merupakan jenis-jenis bahan kimia yang biasa digunakan untuk membasmi hama pada lahan pertanian. Jenis pestisida bervariasi dan mempunyai fisik yang berbeda-beda. Di antara jenis pestisida , insektisida organoklorin dikenal sangat persisten artinya keberadaannya di lingkungan akan bertahan lama misalnya DDT (dikloro difenil tukloroetana), dieldrin, endrin, klordane dan heptaklor (Mukhtasor, 2007). Menurut Munawir (1997) menyebutkan bahwa telah dibuktikan dari beberapa pakar jika pestisida dari golongan organoklorin yang mempunyai waktu cukup lama sehingga kemungkinan adanya residu baik yang terdapat di tanaman maupun pada lingkungan.
            Keberadaan pestisida di pesisir disebabkan karena adanya aktivitas pertanian di daratan, pesisir atau di dekat sungai. Aktivitas penggunaan pestisida ini telah menyebabkan pencemaran pada pesisir dan pada akhirnya akan mengganggu biota-biota di perairan. Menurut Preston (1989) dalam Prartono et al. (2009), bahwa DDT (pestisida golongan organoklorin) dapat mencapai ekosistem perairan termasuk pesisir melalui proses deposisi udara, proses penguapan hasil penyemprotan atau penguapan yang sudah mengendap di tanah, tanaman dan permukaan air.
 
 Gambar 1. Perilaku Pestisida dalam Tanah (Rump dan Krist, 1992 dalam Effendi, 2003)

 
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan jika keberadaan pestisida di pesisir disebabkan melalui dua faktor yaitu :
1.        Air tanah
Pada prinsipnya jika air mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Proses pestisida melalui air tanah disebabkan adanya pengendapan dalam struktur tanah dan terakumulasi didalamnya dalam jangka waktu yang lama. Golongan organoklorin, berdasarkan uraian di atas cukup besar residunya di dalam tanah karena sifatnya yang persisten. Melalui hujan, pestisida yang mengendap di dalam tanah akan terbawa oleh aliran air tanah ke beberapa sistem di sekitarnya, dan seterusnya akan terbawa hingga mencapai pesisir. Tetapi, tidak semua tanah mengakumulasi pestisida dalam jumlah yang besar. Ukuran partikel tanah atau sedimen juga akan berpengaruh terhadap transportasi keberadaannya di pesisir. Berdasarkan penelitian Prartono et al. (2009), partikel halus seperti lanau dan lempung memiliki peran penting dalam proses transportasi materi (sedimen).
2.        Badan air (sungai)
Faktor lainnya yang menyebabkan keberadaan pestisida di pesisir adalah pembuangan residu pestisida dari kegiatan pertanian yang di buang ke sungai tanpa melalui pengolahan. Di Amerika Serikat , pestisida ditemukan mencemari sungai setiap dan lebih dari 90% dari sumur sampel dalam penelitian oleh US Geological Survey. Residu pestisida juga telah temukan dalam hujan dan air tanah. Ada empat rute utama pestisida mencapai air sungai : ketika disemprotkan, atau pencucian, melalui tanah, sehingga akan dibawa ke air sebagai aliran, atau mungkin tumpah, misalnya sengaja atau melalui kelalaian. Di dalam air terjadi pengenceran, sebagian ada yang terurai dan sebagian lagi tetap persisten. Meskipun konsentrasi residu mengecil, tetapi masih tetap mengandung resiko mencemarkan lingkungan. Tidak hanya melalui air tanah, tetapi transpot sedimen di kolom air juga dapat menyebabkan keberadaan pestisida di pesisir. Melalui sedimen yang telah terakumulasi oleh pestisida mengalir menuju sungai. Selain itu, proses erosi menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang mengandung residu pestisida terkikis air limpasan permukaan kemudian mengalir menuju sungai. Proses erosi terjadi disebabkan karena tanahnya mempunyai berat volume tanah ringan, tekstur tanahnya lempung berdebu dan berada pada daerah perbukitan dengan intensitas hujan tinggi.

          Jumlah pestisida yang masuk ke pesisir lebih di dominasi oleh faktor sedimen dalam hal ini melalui proses air tanah. Hal ini disebabkan karena jumlah pestisida akan lebih besar terakumulasi di dalam sedimen dibandingkan pada kolom air. Ukuran sedimen yang padat atau lempung akan lebih besar teradsorpsi. Pada kolom air akan terjadi pengenceran dimana akan ada yang terurai dan sebagian akan persisten (tetap). 
          Dampak pencemaran oleh pestisida menyebabkan biota-biota di pesisir akan terganggu terutama pada sistem rantai makanan. Misalnya di dalam air, partikel pestisida tersebut akan diserap oleh organisme mikro seperti plankton. Oleh karena pestisida itu persisten, maka konsentrasinya di dalam tubuh plankton akan meningkat sampai puluhan kali dibanding dengan pestisida yang mengambang di dalam air. Apabila plankton tersebut dimakan oleh ikan-ikan kecil, konsentarsi pestisida di dalam tubuh ikan-ikan juga akan lebih meningkat lagi. Demikian pula konsentrasi pestisida di dalam tubuh ikan besar yang memakan ikan kecil. Rantai konsumen yang terakhir yaitu manusia yang mengkonsumsi ikan besar, akan menerima konsentrasi tertinggi dari pestisida tersebut.

Daftar Pustaka
Efendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradnya Paramita. Jakarta.
Munawir K. 1997. Kadar Pestisida Organoklorin di Perairan Sungai Muara Kuala  Jambi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI. Jakarta.
Prartono T, H Razak, I Gunawan. 2009. Pestisida Organoklorine di Sedimen Pesisir Muara Citarum, Teluk Jakarta : Peran Penting Fraksi Halus Sedimen Sebagai Pentransport DDT dan Proses Diagnesanya. J. Ilmu dan Tekhnologi Kelautan Tropis. Vol 1, No 2 (11 – 21).